Apakah Era Influencer Berakhir di 2025? Ini Faktanya.
Di setiap sudut digital, kita pernah melihat parade “influencer”akun viral, endorse di mana-mana, hidup seolah-olah selalu sempurna. Tapi hari ini, banyak yang bertanya: apakah era influencer sudah tamat di 2025?
6/22/20251 min read


Apakah Era Influencer Berakhir di 2025? Ini Faktanya.
Di setiap sudut digital, kita pernah melihat parade “influencer”—akun viral, endorse di mana-mana, hidup seolah-olah selalu sempurna. Tapi hari ini, banyak yang bertanya: apakah era influencer sudah tamat di 2025?
Jawabannya, tidak sesederhana hitam putih. Justru, kita sedang masuk ke fase baru: the age of meaningful influence.
Era Viral Sudah Tidak Lagi Sakti
Cukup lama, dunia digital diwarnai konten pamer, viral sesaat, dan kejar-angka followers. Namun, berdasarkan data Statista (2024), kini lebih dari 68% brand di Asia memilih bekerja sama dengan micro-influencer dibanding selebgram besar. Kenapa? Engagement dan trust mereka lebih kuat—bukan sekadar angka.
Orang makin paham, like dan reach tidak berarti trust dan impact. Konsumen sekarang lebih cerdas, capek dengan gimmick, dan mencari autentisitas.
Di 2025, menjadi “terkenal” bukan jaminan bisa menggerakkan, apalagi membangun loyalitas.
Influencer: Dari ‘Content Creator’ ke ‘Community Leader’
Influencer di era baru bukan cuma “bikin konten bagus”—tapi jadi thought leader, expert, mentor, bahkan changemaker di komunitasnya.
Contohnya, dokter yang aktif edukasi kesehatan, pelaku UMKM yang membagikan tips real, atau profesional yang konsisten berbagi insight bermakna. Inilah yang dicari brand: relevansi, kejujuran, dan walk the talk.
Trust is the New Currency
Mengutip Forbes, “Trust is the new currency.” Orang mau terhubung, bukan sekadar “terpapar” konten. Kolaborasi yang dicari brand di 2025 bukan sekadar posting-an endorsement, tapi kemitraan yang mengangkat value dan membangun cerita bersama.
Influencer sukses ke depan adalah mereka yang konsisten berbagi value, merawat audiens, dan mampu menciptakan dampak nyata.
Sementara, mereka yang hanya mengandalkan sensasi atau “konten jualan” akan perlahan tenggelam.
Algoritma & Platform pun Berubah
TikTok, Instagram, hingga YouTube kini lebih mengutamakan konten edukatif, storytelling, dan interaksi organik. Platform mendukung influencer yang bisa membangun hubungan kuat dengan audiensnya—bukan sekadar memancing viralitas semu.
Kesimpulan: The End of Fake Influence, The Rise of Meaningful Influence
2025 bukan akhir era influencer—tapi akhir era influencer yang cuma viral dan gimmick.
Sekarang, waktunya influencer menjadi “makhluk nyata” yang punya kredibilitas, edukasi, dan kontribusi.
Brand dan audiens mencari figur yang konsisten, relevan, dan sustainable. Era baru influencer adalah tentang makna, bukan sekadar angka.
Subscribe UNTUK NOTIF BLOG TERUPDATE
KONTAK
+62 811 612 3126
Icansrg@gmail.com
© 2025. All rights reserved.