Brand Harus Tahu Kapan Harus Tampil, Tumbuh, atau Tinjau Ulang
brand bukan hanya soal "apa yang dijual", tapi bagaimana produk itu diposisikan sepanjang siklus hidupnya.
5/24/20252 min read


Product Life Cycle: Kenapa Brand Harus Tahu Kapan Harus Tampil, Tumbuh, atau Tinjau Ulang?
Dalam dunia marketing, kita sering membicarakan tentang Product Life Cycle (PLC) — empat fase yang menggambarkan perjalanan hidup sebuah produk: Introduction, Growth, Maturity, dan Decline. Tapi mari kita tarik sedikit lebih dalam: bagaimana siklus ini berdampak pada strategi brand?
Karena pada akhirnya, brand bukan hanya soal "apa yang dijual", tapi bagaimana produk itu diposisikan sepanjang siklus hidupnya.
1. Introduction: Brand Butuh Perkenalan yang Jelas
Saat produk pertama kali hadir, brand harus bisa menjawab satu hal penting:
“Kenapa orang harus peduli dengan produk ini?”
Ini bukan waktunya over-claim. Ini saatnya membangun awareness dan memperkenalkan value proposition secara jernih.
Brand di tahap ini perlu:
Komunikasi yang edukatif
Visual yang mencuri perhatian
Positioning yang membedakan dari yang sudah ada
2. Growth: Saat Brand Harus Fokus Bangun Trust
Penjualan mulai naik, pasar mulai mengenal produk. Tapi di sinilah banyak brand lengah.
Tahap growth bukan cuma soal scale up, tapi juga scale in — memperdalam kepercayaan audiens.
Brand di fase ini harus:
Konsisten menjaga kualitas dan pesan
Meningkatkan storytelling yang engage
Bangun komunitas, bukan hanya followers
Karena produk boleh sama, tapi brand yang dipercaya akan selalu punya tempat di hati pasar.
3. Maturity: Relevansi Harus Dijaga, Jangan Diam di Zona Nyaman
Saat pasar mulai jenuh, brand yang nggak adaptif bisa pelan-pelan ditinggalkan.
Maturity bukan berarti brand berhenti berkembang — justru ini waktu untuk reinvent.
Strategi brand di fase ini bisa meliputi:
Repositioning
Diversifikasi pesan (tanpa kehilangan DNA)
Kolaborasi untuk memperluas persepsi
Ingat: brand yang besar bukan karena pernah viral, tapi karena berhasil relevan lebih lama dari yang lain.
4. Decline: Saatnya Refleksi, Bukan Panik
Di tahap ini, penjualan menurun. Tapi decline bukan akhir.
Justru di sini brand diuji: apakah dia mau stagnan, rebrand, atau menciptakan siklus baru lewat inovasi?
Brand yang peka akan tahu kapan harus:
Tinjau ulang produk
Redefinisi nilai
Muncul kembali dengan wajah baru, tapi ruh yang sama
Penutup: Brand Adalah Navigator di Tiap Fase Produk
Product Life Cycle bisa diukur dengan angka. Tapi brand adalah narasi yang mengikat makna di balik angka itu.
Kalau kamu punya produk, tapi belum memetakan strategi brand di tiap fase ini — mungkin bukan produkmu yang kurang bagus, tapi cara kamu membawanya ke audiens yang belum tepat.
Ingin bantu petakan strategi brand kamu sesuai siklus produk?
Ican siregar siap bantu kamu mulai dari pondasi, narasi, hingga positioning yang relevan.
Silakan kirim DM atau jadwalkan sesi konsultasi.
Brand kamu layak untuk hadir lebih dari sekadar terlihat — tapi juga dimengerti dan dirasakan.
Subscribe UNTUK NOTIF BLOG TERUPDATE
KONTAK
+62 811 612 3126
Icansrg@gmail.com
© 2025. All rights reserved.