INDONESIA dan TIKTOK 2025

Indonesia punya potensi besar di dunia digital, dengan basis pengguna yang masif dan kreatifitas tanpa batas. Namun, potensi itu harus diterjemahkan ke dalam branding nasional yang bukan hanya viral tapi juga sustainable dan meaningful.

6/14/20252 min read

Konten TikTok Kita Viral, Tapi Branding Nasional Indonesia Masih Tertinggal: Kenapa?

Indonesia, negara dengan 157,6 juta pengguna aktif TikTok per Juli 2024, kembali menorehkan “prestasi” di panggung digital global. Data dari Statista, serta laporan We Are Social dan Meltwater, menunjukkan bahwa indeks penggunaan TikTok di Indonesia menembus angka 184,95 menyalip Amerika Serikat dan Brasil. Angka ini menegaskan betapa TikTok telah merasuk dalam sendi kehidupan digital masyarakat kita, terutama generasi muda.

Namun, di balik gegap gempita dominasi kuantitatif ini, ada satu pertanyaan besar yang layak direnungkan: mengapa belum ada satu pun kreator konten TikTok asal Indonesia yang menembus jajaran elite global dengan jumlah pengikut terbesar?

Laporan terbaru Statista per Januari 2025 masih mendominasi nama-nama seperti Khaby Lame, Charli D’Amelio, dan Bella Poarch di puncak daftar. Dari Indonesia, baru Willie Salim dan Ria Ricis yang masuk 50 besar versi Social Blade, di peringkat 16 dan 37—sebuah pencapaian signifikan, tapi belum sepadan dengan besarnya jumlah pengguna domestik.

Apa Artinya Semua Ini untuk Branding Nasional Indonesia?

Viralitas konten bukanlah ukuran satu-satunya keberhasilan branding. Viral bisa jadi hanya fenomena sesaat, tanpa meninggalkan jejak jangka panjang yang memperkuat citra bangsa dan bisnis kita di mata dunia. Branding nasional yang kuat harus membangun narasi yang konsisten, meaningful, dan sustainable bukan hanya mengejar angka views dan likes.

Indonesia butuh lebih dari sekadar viral. Kita perlu personal branding para kreator dan bisnis yang bukan hanya populer, tapi juga dipercaya dan dikenang di tingkat global. Ini menuntut strategi yang matang, bukan cuma ad-hoc konten viral.

Kunci Membangun Branding Nasional yang Kuat di Era Digital

  1. Konsistensi Narasi dan Value
    Viral tanpa konsistensi adalah fatamorgana. Konsistensi dalam menyampaikan pesan, nilai, dan cerita adalah fondasi kuat yang membuat brand dan kreator tetap relevan dalam jangka panjang.

  2. Growth Mindset Berbasis Data dan Feedback
    Jangan puas hanya karena viral. Evaluasi terus performa konten dan adaptasi strategi untuk mengantisipasi tren dan kebutuhan audiens global.

  3. Storytelling Emosional yang Menghubungkan
    Cerita yang kuat dan relatable mampu menciptakan ikatan emosional yang dalam dengan audiens, membangun loyalitas dan pengaruh yang berkelanjutan.

  4. Manajemen Ego dalam Personal Branding
    Kreator dan founder harus menyadari bahwa brand lebih besar dari individu. Mengelola ego dan fokus pada nilai yang dibawa ke audiens adalah kunci untuk membangun brand autentik dan terpercaya.

Rekomendasi Strategi untuk Kreator dan Bisnis Indonesia

  • Bangun platform personal branding yang kuat dengan konten edukatif dan inspiratif, bukan sekadar hiburan viral.

  • Perkuat engagement dengan audiens melalui dialog interaktif dan konten yang meaningful.

  • Gunakan data untuk mengukur dampak dan menyesuaikan strategi konten.

  • Fokus pada kualitas dan konsistensi, bukan hanya kuantitas.

Penutup: Viral Itu Keren, Tapi Branding Itu Marathon Game

Indonesia punya potensi besar di dunia digital, dengan basis pengguna yang masif dan kreatifitas tanpa batas. Namun, potensi itu harus diterjemahkan ke dalam branding nasional yang bukan hanya viral tapi juga sustainable dan meaningful. Saatnya kita beranjak dari angka follower dan views, ke arah membangun brand yang dikenal, dipercaya, dan dihargai di panggung global.