Kenapa kita senang mendengar kabar orang lain?
Pernahkah kamu merasa lebih mudah untuk mengapresiasi keberhasilan atau kabar baik dari orang lain, tapi ketika harus membangun dan mengelola persepsi baik tentang diri sendiri, kamu justru merasa ragu atau enggan?
7/27/20252 min read


Kenapa Kita Senang Mendengar Kabar Baik Orang Lain, Tapi Enggan Mengelola Persepsi Baik Tentang Diri Sendiri?
Pernahkah kamu merasa lebih mudah untuk mengapresiasi keberhasilan atau kabar baik dari orang lain, tapi ketika harus membangun dan mengelola persepsi baik tentang diri sendiri, kamu justru merasa ragu atau enggan? Fenomena ini cukup umum dan menarik untuk kita telaah, terutama dalam konteks personal branding.
Rasa Senang Mendengar Kabar Baik Orang Lain
Manusia secara alamiah memiliki empati dan kemampuan untuk merayakan keberhasilan orang lain. Dalam psikologi, ini disebut “empathetic joy” kebahagiaan yang kita rasakan ketika melihat orang lain bahagia atau sukses. Ini adalah bagian dari kebutuhan sosial kita untuk membangun koneksi dan rasa komunitas.
Menurut studi oleh University of California pada tahun 2022, lebih dari 75% responden mengaku merasa termotivasi dan terinspirasi saat mendengar kabar baik dari teman atau kolega mereka. Ini menunjukkan bahwa berbagi kabar positif bisa menjadi energi yang memperkuat jaringan sosial dan profesional.
Namun, Mengelola Persepsi Baik Tentang Diri Sendiri Tak Semudah Itu
Di sisi lain, mengelola persepsi diri sendiri, terutama dalam hal personal branding, sering kali terasa berat. Ada beberapa alasan psikologis di balik ini:
Rasa Takut Dinilai atau Dicemooh Budaya kita yang menekankan rendah hati dan tidak menonjol membuat banyak orang takut dianggap sombong saat mulai “menjual diri” atau menonjolkan kelebihan.
Perfeksionisme dan Ketakutan Gagal Banyak yang merasa harus tampil sempurna, sehingga menunda atau enggan memulai personal branding karena takut tidak memenuhi standar yang mereka buat sendiri.
Kurangnya Kesadaran Diri Tidak semua orang paham betul nilai unik dan kekuatan yang mereka miliki, sehingga sulit untuk membangun citra yang positif dan autentik.
Data yang Menarik
Menurut riset dari LinkedIn tahun 2023, hanya sekitar 30% profesional aktif membangun personal branding mereka, meskipun lebih dari 80% mengakui bahwa personal branding penting untuk karier mereka. Ini gap besar yang menandakan masih banyak orang yang “diam” meski tahu pentingnya.
Kenapa Ini Harus Diubah?
Personal branding bukan soal pamer atau narsis. Ini adalah cara kita berkomunikasi tentang nilai dan keunikan kita secara jujur dan konsisten. Jika kita enggan mengelola persepsi diri sendiri, maka peluang untuk membuka jalan karier, memperluas jaringan, dan mendapatkan kepercayaan akan sulit didapat.
Cara Memulai Mengelola Persepsi Baik Diri Sendiri
Mulai dari Kejujuran Tunjukkan siapa kamu sebenarnya, bukan versi yang dibuat-buat.
Bangun Secara Konsisten Jangan takut mulai dari hal kecil dan lakukan secara rutin.
Cari Lingkungan Supportif Dapatkan feedback dan dukungan dari orang yang positif.
Kesimpulan
Kita senang dengar kabar baik dari orang lain karena itu membangun koneksi dan energi positif. Namun, enggan mengelola persepsi baik tentang diri sendiri justru membatasi potensi kita. Mulai personal branding dengan kejujuran dan konsistensi, supaya kamu tidak hanya jadi pendengar cerita sukses orang lain, tapi juga pembuat cerita sukses versi kamu sendiri.
Subscribe UNTUK NOTIF BLOG TERUPDATE
KONTAK
+62 811 612 3126
Icansrg@gmail.com
© 2025. All rights reserved.