Menavigasi Ketidakpastian

Di tengah isu ekonomi global yang fluktuatif—mulai dari naik-turunnya harga bahan baku, perubahan kebijakan, hingga tensi geopolitik—banyak pelaku bisnis lokal merasa gamang

6/7/20252 min read

Menavigasi Ketidakpastian: Cara Brand Lokal Tetap Tumbuh di Era Perubahan

Di tengah isu ekonomi global yang fluktuatif—mulai dari naik-turunnya harga bahan baku, perubahan kebijakan, hingga tensi geopolitik—banyak pelaku bisnis lokal merasa gamang. Namun, sejarah membuktikan: justru di masa penuh ketidakpastian, banyak brand lokal yang mampu bertahan bahkan tumbuh, asalkan punya strategi yang tepat dan jiwa adaptif.

Kenapa Brand Lokal Harus Adaptif?

Menurut survei McKinsey (2024), 70% pelaku UMKM Indonesia mengalami perubahan pola konsumsi pelanggan dalam dua tahun terakhir. Faktor digitalisasi, shifting value ke produk yang etis dan ramah lingkungan, serta ekspektasi pelayanan cepat memaksa brand untuk tidak sekadar ikut arus—tapi menjadi pionir perubahan.

Brand yang adaptif adalah brand yang:

  • Mau mendengar kebutuhan pelanggan secara aktif

  • Siap mengubah strategi pemasaran jika diperlukan

  • Berani melakukan inovasi tanpa kehilangan makna

3 Strategi Adaptasi Brand Lokal di Era Sekarang

1. Refleksi dan Penyesuaian Nilai Brand

Ambil waktu untuk mengevaluasi, apakah nilai yang diusung brand masih relevan? Jika perlu, lakukan reposisi. Jangan ragu mengubah narasi untuk lebih dekat dengan kebutuhan dan keresahan audiens hari ini.

2. Manfaatkan Teknologi dan Data

Manfaatkan platform digital—dari marketplace hingga media sosial—untuk menangkap perubahan perilaku konsumen. Data Google Trends 2024 menunjukkan lonjakan pencarian untuk produk lokal yang menawarkan solusi nyata dan cerita otentik.
Brand yang mampu merespons secara personal, lewat live chat atau konten interaktif, akan lebih diingat.

3. Humanis dalam Setiap Komunikasi

Di tengah banjir informasi, audiens tidak hanya mencari produk, tapi juga empati dan makna. Sapa pelanggan dengan komunikasi yang jujur, hangat, dan relevan. Studi Deloitte (2024) menyatakan, 68% konsumen memilih brand yang dianggap “dekat dan peduli” terhadap situasi saat ini.

Studi Kasus: Brand Lokal Bangkit dari Krisis

Brand kopi lokal di Medan sempat goyah akibat kenaikan harga bahan impor. Namun dengan mengedukasi konsumen soal kualitas biji kopi Nusantara, kolaborasi dengan petani lokal, dan storytelling tentang dampak positif bagi komunitas, brand tersebut kini justru naik kelas dan mendapat dukungan lebih luas.

Kesimpulan

Tidak ada rumus pasti menghadapi masa penuh ketidakpastian. Namun, brand yang mau reflektif, adaptif, dan tetap mengutamakan kedekatan dengan pelanggan selalu punya peluang untuk tumbuh—bahkan di tengah krisis.

Sudahkah brand Anda siap menavigasi perubahan?
Konsultasi reflektif dengan Ican Siregar dapat menjadi langkah awal untuk menemukan strategi paling relevan di masa sekarang. Karena dalam setiap ketidakpastian, selalu ada ruang untuk makna dan pertumbuhan baru.